Thursday, April 14, 2016

MAKALAH BAHASA INDONESIA -SOFTSKILLS GURU lengkap



 MAKALAH SOFTSKILLS GURU







 








PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA
KUPANG
2016










BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Dalam penyelengaraan sistem pendidikan formal, yang menjadi tokoh central pendidikan adalah pendidik (guru). Disini guru menjadi pusat penyelenggara pendidikan yang mengemban 2 tugas, yaitu mendidik dan mengajar siswa sebagai subjek didik. Mendidik merupakan proses transfer nilai (transfer of value) yang terjadi di dalam dan di luar kelas, dan  mengajar adalah proses transfer pengetahuan (transfer of  knowledge) yang hanya terjadi di kelas. Tetapi keduanya saling melengkapi sehingga subjek didik menjadi seimbang baik segi pengetahuannya maupun kepribadiannya. Namun yang lebih penting adalah proses mendidik karena mendidik sudah mencakup proses mengajar dan lebih menekankan pada pendidikan karakter subjek didik.
Untuk menjadi guru yang mampu mendidik dengan baik, maka guru harus memperkuat kompotensi yang relevan dengan tugasnya yaitu mendidik. Ada empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (Dr.muqowin,2012:1). Keempat kompetensi tersebut, dikelompok menjadi 2 yaitu hard comptence dan soft competence. Yang termasuk hard competence adalah kompetensi pedagogik dan profesional, sementara yang termasuk soft competence adalah kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Hard competence dan soft competence saling terkait dan saling melengkapi pada seorang guru membentuk soft skills guru dalam melakukan tugas mendidiknya.

1.2.Rumusan masalah
1.      Apa pengertian soft skills?
2.      Apa manfaat soft skills bagi guru?
3.      Soft skills apa yang harus di miliki seorang guru?
4.      Bagaimana pengembangan soft skills bagi guru ?



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

                  Beranjak dari latar belakang di atas, ada dua soft skills yang harus dikembangkan dalam diri seorang guru untuk menyukseskan tugas mendidiknya, yaitu intarpersonal (intrapersonal skills) dan interpersonal (interpersonal skills). Berkaitan dengan urgensi soft skills bagi profesi guru, makalah ini akan membahas berbagai hal tentang soft skills yang di kaitkan dengan profesi guru di sekolah. Secara garis besar, makalah ini dikelompok menjadi 3 bagian, yaitu: bagian tentang pengertian dan urgensi soft skills, pengembangan intrapersonal skills, dan tentang pengembangan interpersonal skills bagi guru.










BAB III
PEMBAHASAN

3.1.Pengertian soft skills
Berthal mendefinisikan soft skills sebagai perilaku interpersonal dan intrapersonalyang mengembangkan dan memaksimalkan kinerja manusia seperti membangun tim, pembuatan keputusan, inisiatif, dan komunikasi (Muqowin,2012:5). Jadi, soft skills pada dasarnya merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersona skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal.
Soft skills berbeda dengan hard skills. Hard skills  mennggambarkan perilaku dan keterampilan sesorang yang dapat dilihat dengan mata (eksplisit). Hard skills adalah skill yang dapat menghasilkan sesuatu yang sifatnya visible dan immediate yang penilaianya dilakukakan melalui technical test atau practical test. Unsur hard skills dapat dilihat dari intelligence quotion thinking  yang mempunyai indikator kemampuan menghitung, menganalisis, mendesain, wawasan dan pengetahuan yang luas, membuat model dan kritis. Sedangkan soft skills merujuk kepada indikator seperti kretifitas, sensitifitas, dan intuisi yang lebih mengarah pada kualitas personal yang berada dibalik perilaku seseorang.
3.2. Pentingnya soft skills bagi guru
Dari sisi soft skills seseorang dengan profesi guru harus mempunyai kualitas jujur, bertanggung jawab, mempunyai komitmen, bekerja keras,  mau terus belajar, menghargai orang lain, mampu beradaptasi, rendah hati, sederhana, dan mampu bekerja sama. Namun jika dikaitkan dengan hard skills, profesi tersebut menimbulkan kualitas berbeda, yaitu seorang guru harus mempunyai keterampilan membuka pelajaran, mengelola kelas, mendesain diskusi kelompok, menata ruangan dan menulis dengan baik.
Ada sebuah hasil penelitian dari Harvard University Amerika Serikat yang menyatakan bahwa kesuksesan sesorang tidak ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan teknis lain (hard skills), tetapi oleh keterampilan mengelola diri dan orang lain  atau soft skills (muqowin,2012:3). Bahkan, penelitian ini mengungkapkan bahwa kesuksesan hanya di tentukan sekitar 20% dengan hard skills dan sisanya 80% dengan soft skills. Contohnya saja ketika guru tidak mampu dalam memberikan pendidikan soft skills mengakibatkan lulusan hanya pandai menghafal pelajaran dan sedikit punya keterampilan ketika sudah dilapangan kerja. Mereka akan menjadi mesin karena penguasaan keterampilan tetapi lemah dalam memimpin.
Untuk itu guru harus mengembangkan soft skills dalam melakukan tugas mendidiknya di dalam kelas. Kompetensi guru yang termasuk soft skills adalah kompetensi kepribadian (intrapersonal skills) dan kompetensi sosial (interpers-onal). kompetensi kepribadian lebih mengacu pada kematangan pribadi guru secara intrapersonal antara lain kematangan moral, etika, komitmen, tanggung jawab, kearifan, wibawa, inklusif, toleransi, dan disiplin. Sementara itu, kompetensi sosial lebih mengacu kepada kematangan guru dalam membangun relasi dengan pihak lain dalam konteks pendidikan seperti subjek didik, kolega, orang tua murid, asosiasi profesi lain, dan komunitas lain pada umumnya.
Kompetensi kepribadian dan sosial lebih substantif ketimbang profesional dan pedagogik. Jika kedua kompetensi soft skills dimiliki guru, otomatis kompetensi profesional dan pedagogik akan teratasi.
 Kedua jenis soft skills di atas harus dimiliki oleh seorang guru. Untuk itu guru harus memiliki kepribadian (intrapersonal skilsl) kuat yang patut di teladani subjek didik, sehingga mendidik yang sesungguhnya dapat tercapai yaitu pembentukan karakter dan kepribadian subjek didik. Di samping itu, guru juga dituntut untuk mampu menerapkan interpersonal skills ketika ia berinteraksi dan melakukan pendekatan kepada siswa.
3.3. Pengembangan intrapersonal skills bagi guru
       Menurut Eric H.chudler dari university of washington, otak kita memiliki lebih dari 100 milyar sel saraf dan jika semuanya kita gabung dan rentangkan dalam satu garis, maka panjangnya sekitar 1.000 km (muqowin,2012;21). Otak kita mempunyai kapasitas untuk menerima 2 milyar bit informasi per detik dan lebih dari 60.000 pikiran setiap hari. Setiap pikiran kita lebih cepa daripada kecepatan cahaya yaitu 180.000 mil per detik,
        Melihat pernyataan Eric di atas, kita tahu bahwa otak kita mampu untuk melahirkan berbagai macam kehebatan, baik melalui tingkah laku maupun melalui karya-karya yang diciptakan. Untuk itu, sebagai pendidik harus mampu memiliki kepribadian yang hebat, karena guru merupakan figur panutan yang harus memberikan contoh kepada subjek didik. Agar subjek didik hebat dalam kepribadiannya, maka guru harus menunjuk terlebih dahulu bahwa ia memang hebat. Karna itu, saatnya guru menggali dan mengembangkan semua potensi diri agar menjadi pribadi yang patut di contohi.Untuk itu, guru harus menyadari dan mengembangkan berbagai kekuatan intrapersonal dalam pribadinya seorang guru.
Ada berbagai kekuatan seorang guru, yaitu :
1)        Kekuatan kesadaran
Guru harus memiliki kesadaran tentang profesinya sebagai guru yang bertugas untuk mendidik. Kekuatan kesadaran ini menjadikan kegiatan guru dimasa depan terus bermanfaat, bernila,i dan membawa kemajuan. Kekuatan kesadaran ini dapat dilakukan secara internal yaitu menjadikan guru kuat secara pribadi, dan dapat juga secara eksternal yaitu menjadikan guru kuat secara sosial.
2)        Kekuatan tujuan
Kekuatan tujuan terletak pada keje;asan arah untuk mencapai sesuatu. Dalam hal ini ada mimpi, pemikiran, harapan, hasrat, dan keyakinan. Sebagai guru harus mempunyai mimpi yang jelas sehingga menciptakan pendidikan yang dicita-citakan.
3)        Kekuatan keyakinan
Kekuatan keyakinan merupakan pendorong utama pencapaian tujuan yang ditetapkan. Sebab, dengan keyakinan kita semangat dan menyerahkan apa yang telah kita upayakan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita percaya dengan kemampuan diri sendiri, dan percaya bahwa orang lain membantu dalam mewujudkan cita-cita.
4)         Kekuatan cinta
Kekuatan cinta menggerakkan seorang guru untuk mengerjakan aktivitas mendidiknya dengan penuh semangat sebab motivasi muncul dari dalam pribadinya yang kuat. Indikator kekuatan cinta seorang guru adalah memberikan yang terbaik, memaafkan siswanya ketika ada kesalahan, dan mencintai semua yang terkait dengan pendidikan, terutama peserta didik dengan sepenuh hati. Ujian kekuatan cinta adalah ketika menghadapi berbagai persoalan baik masalah sekolah, maupun masalah pribadinya dengan keluarga dan masyarakat sekitar.
5)        Kekuatan energi positif
Sebagai seorang pendidik, guru harus memiliki kekuatan energi positif yaitu dengan memotivasi dan mengembangkan diri agar tercermin pribadi yang patut dicontohi siswa.
6)        Kekuatan konsentrasi
Kekuatan konsentrasi seorang guru terletak ketika ia fokus terhadap tugas mendidiknya dan tujuan mendidiknya, serta persoalan yang sedang dihadapi. Hal ini di pengaruhi oleh hukum konsentrasi , yaitu adanya kesan yang kuat, munculnya sensasi adri kegiatan, adanya universalisasi dari yang kita hadapi dan munculnya imajinasi untuk melangkah kedepan.
3.4. Pengembagan interpersonal skills bagi guru
            Setelah guru memiliki kepribadian yang hebat, sebagai makhluk sosial kepribadian itu harus di limpahkan kepada orang lain, terlebih khususnya subjek didiknya. Selaku guru, harus mampu menjalin hubungan secara efektif dan empatik kepada siapapun, baik kepada peserta didik, sesama guru, orang tua siswa, dinas terkait, dan masyarakat secara luas. Untuk dapat membangun relasi tersebut, seorang guru harus mempunyai keterampilan sebaga berikut :
1)        Keterampilan berkomunikasi
Untuk  dapat membangun relasi dengan orang lain, seorang guru harus mampu berkomunikasi secara efektif. Komunikasi adalah cara menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan dengan media tertentu sehingga apa yang disampaikan dapat dipahami secara mudah (Ratu Ile Tokan,2013).  Keterampilan komunikasi harus dimiliki seorang guru, sebab keterampilan ini sangat relevan dengan kompetensi sosial guru (interpersonal skills). Komunikasi sangat menunjang keberhasilan seorang guru, baik ketika berhadapan dengan siswa, maupun sesama guru dan orang tua siswa.Atraksi interpersonal skills adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang.
     Agar mampu berkomunikasi dengan baik,  seorang guru harus mau menghargai orang lain, mau mendengarkan orang lain, menggunakan media yang dipahami orang lain, memberikan informasi jelas, dan harus memiliki sikap rendah hati, menerima kritikan, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, pengendalian diri dan mengutama kepentingan umum.
2)        Keterampilan memberikan motivasi
motivasi merupakan daya dorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu aktivitas. Motivasi menjadi faktor sangat  penting dalam pencapaian pretasi belajar siswa. Untuk itu guru harus mampu memberi motivasi kepada siswa agar siswa mau melakukan akvitasnya dengan semangat dan senang hati. Dengan demikian siswa  akan mau dididik didasarkan oleh kemauannya sendiri tanpa paksaan apapun.
     Pemberian motivasi dapat melalui nasihat, menceritakan kisah tokoh-tokoh sukses, kewibawaan guru, teladan guru, serta penyajian materi dan suasana kelas yang menarik.
3)        Keterampilan membangun tim
            Selaku guru, juga harus mampu membangun tim (team building), sebab banyak aktivitas yang dilakukan secara bersama, melibatkan banyak orang. Keberhasilan kerja sama dalam tim adalah bagaimana kita membangun komunikasi yang baik antar anggota. Untuk bisa berkomunikasi  dengan efektif dan empatik dalam membangun tim, ada prinsip-prinsip team building yang dikemukakan oleh muqowin (2012;80).  Prinsip tersebut adalah: a) workout yaitu bekerja dalam kerangka pemikiran bersama, b) empowerment yaitu memberi kesempatan bagi anggota tim untuk memimpin, c) assistance yaitu memberi arahan dan bantuan, d) together yaitu melakukan sesuatu atas nama tim, e) hand in hand yaitu bergandengan tangan dan kompak menghadapi tantangan, f) enable yaitu membuat orang yang tidak bisa menjadi bisa, serta g) respect yaitu  rasa saling menghormati.
4)        Keterampilan melakukan mediasi
Sebagai seorang guru tentu akan menghadapi berbagai konflik di sekolah baik antar warga sekolah maupun antar komunitas sekolah alinnya. Untuk dapat menyelesaikan persoalan-persoalan seperti itu, maka seorang guru harus prinsip mediasi karena hal ini relevan dengan kompetensi sosial guru. Mediasi adalah forum penyelesaian sengketa melalui proses negosiasi atau perundingan yang melibatkan pihak ketiga yang netral dan dapat diterima oleh para pihak yang bersangkutan (muqowin,2012;82). Mediator (guru) secara prosedural mempunyai peran membantu para pihak dengan membuat saran-saran prosedural mengenai cara-cara penyelesaian sengketa secara damai.
     Guru sebagai mediator harus mampu menyelesaikan persoalan-persoalan di sekolah. Guru menjadi pihak ketiga yang netral membantu para pihak sengketa menyelesaikan masalahnya secara kondusif diantara pihak bersengketa. Untuk itu, mediator (guru) harus memahami kehendak , keinginan dan aspirasi dari semua pihak yang bersengketa. Akhirnya, sebagai pemimpin guru juga harus komunikatif dan mampu mengambil inisiatif  untuk mendorong agar proses perundingan dapat berjalan secara prosedural sesuai dengan kerangka waktu yang sudah dirancang. Dengan demikian, guru selain mendidik, juga menjadi mediator penyelesaian setiap konflik di sekolah, bukan pembawa konflik.

















BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
       Tugas seorang guru bukan hanya mengajar tetapi juga mendidik. Kedua tugas ini memiliki orientasi yang berbeda. Dalam proses mengajar yang diperlukan hanya kemampuan mentransfer pengetahuan, sedangkan yang perlukan dalam mendidik adalah kemampuan mentransfer nilai.
       Dalam menjalankan tugas tersebut, seorang guru diharuskan memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompentesi sosial. kompetensi pedagogik dan profesional merupakan hard skills serta kompetensi kepribadian dan sosial merupakan soft skills. Tetapi, sebagai figur yang dicontohi siswa, guru yang harus mengutamakan soft skills, yaitu kompetensi kepribadian (intrapersonal skills) dan kompetensi sosilal (interpersonal skills).
5.2.Saran
   Untuk menjadi guru yang hebat, guru harus memiliki kepribadian yang kuat (intrapersonal skills) dan hubungan sosial yang kuat pula (interpersonal skills). Ketika guru memiliki kepribadian yang kuat, maka saat ia melakukan tugas mendidik ia mempunyai daya empatik dalam dirinya sehingga subjek didik melakukan aktivitasnya dengan senang hati tanpa paksaan apapun. Dengan demikian, proses pendidikan terjadi dengan kesadaran sendiri dan kemauan siswa untuk dididik.
   Yang lebih ditekan dalam proses pendidikan adalah mendidik, bukan hanya mengajar. Untuk itu, guru dituntut agar memiliki kepribadian yang kuat dan rasa sosial yang kuat pula sebelum mendidik kepribadian dan karakter siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Muquwin.2012.pengembangan soft skills bagi guru.Yogyakarta: PT.Pustaka insan madana.
Ratu Ile Tukan.2013.sumber kecerdasan manusia.Bandung :PT.risqi press