MAKALAH SOFTSKILLS GURU
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA
KUPANG
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam penyelengaraan
sistem pendidikan formal, yang menjadi tokoh central pendidikan adalah pendidik
(guru). Disini guru menjadi pusat penyelenggara pendidikan yang mengemban 2 tugas,
yaitu mendidik dan mengajar siswa sebagai subjek didik. Mendidik merupakan
proses transfer nilai (transfer of value)
yang terjadi di dalam dan di luar kelas, dan
mengajar adalah proses transfer pengetahuan (transfer of knowledge) yang
hanya terjadi di kelas. Tetapi keduanya saling melengkapi sehingga subjek didik
menjadi seimbang baik segi pengetahuannya maupun kepribadiannya. Namun yang
lebih penting adalah proses mendidik karena mendidik sudah mencakup proses
mengajar dan lebih menekankan pada pendidikan karakter subjek didik.
Untuk menjadi guru yang
mampu mendidik dengan baik, maka guru harus memperkuat kompotensi yang relevan
dengan tugasnya yaitu mendidik. Ada empat kompetensi yang harus dimiliki
seorang guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional (Dr.muqowin,2012:1). Keempat kompetensi
tersebut, dikelompok menjadi 2 yaitu hard
comptence dan soft competence.
Yang termasuk hard competence adalah
kompetensi pedagogik dan profesional, sementara yang termasuk soft competence adalah kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Hard competence dan soft competence saling terkait dan saling melengkapi pada seorang
guru membentuk soft skills guru dalam
melakukan tugas mendidiknya.
1.2.Rumusan
masalah
1. Apa
pengertian soft skills?
2. Apa
manfaat soft skills bagi guru?
3. Soft skills apa
yang harus di miliki seorang guru?
4. Bagaimana
pengembangan soft skills bagi guru ?
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Beranjak
dari latar belakang di atas, ada dua soft
skills yang harus dikembangkan dalam diri seorang guru untuk menyukseskan
tugas mendidiknya, yaitu intarpersonal (intrapersonal
skills) dan interpersonal (interpersonal
skills). Berkaitan dengan urgensi soft
skills bagi profesi guru, makalah ini akan membahas berbagai hal tentang soft skills yang di kaitkan dengan
profesi guru di sekolah. Secara garis besar, makalah ini dikelompok menjadi 3
bagian, yaitu: bagian tentang pengertian dan urgensi soft skills, pengembangan intrapersonal
skills, dan tentang pengembangan interpersonal
skills bagi guru.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1.Pengertian soft skills
Berthal mendefinisikan soft skills sebagai perilaku
interpersonal dan intrapersonalyang mengembangkan dan memaksimalkan kinerja
manusia seperti membangun tim, pembuatan keputusan, inisiatif, dan komunikasi
(Muqowin,2012:5). Jadi, soft skills
pada dasarnya merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang
lain (interpersona skills) dan
keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara
maksimal.
Soft
skills berbeda dengan hard
skills. Hard skills mennggambarkan perilaku dan keterampilan
sesorang yang dapat dilihat dengan mata (eksplisit). Hard skills adalah skill yang
dapat menghasilkan sesuatu yang sifatnya visible
dan immediate yang penilaianya
dilakukakan melalui technical test atau practical test. Unsur hard skills dapat dilihat dari intelligence quotion thinking yang mempunyai indikator kemampuan menghitung,
menganalisis, mendesain, wawasan dan pengetahuan yang luas, membuat model dan
kritis. Sedangkan soft skills merujuk
kepada indikator seperti kretifitas, sensitifitas, dan intuisi yang lebih
mengarah pada kualitas personal yang berada dibalik perilaku seseorang.
3.2. Pentingnya soft skills bagi guru
Dari
sisi soft skills seseorang dengan
profesi guru harus mempunyai kualitas jujur, bertanggung jawab, mempunyai
komitmen, bekerja keras, mau terus
belajar, menghargai orang lain, mampu beradaptasi, rendah hati, sederhana, dan
mampu bekerja sama. Namun jika dikaitkan dengan hard skills, profesi tersebut menimbulkan kualitas berbeda, yaitu
seorang guru harus mempunyai keterampilan membuka pelajaran, mengelola kelas,
mendesain diskusi kelompok, menata ruangan dan menulis dengan baik.
Ada sebuah hasil penelitian dari Harvard University Amerika Serikat yang menyatakan bahwa kesuksesan sesorang tidak ditentukan oleh pengetahuan
dan keterampilan teknis lain (hard
skills), tetapi oleh keterampilan mengelola diri dan orang lain atau soft
skills (muqowin,2012:3). Bahkan, penelitian ini mengungkapkan bahwa
kesuksesan hanya di tentukan sekitar 20% dengan hard skills dan sisanya 80% dengan soft skills. Contohnya saja ketika guru tidak mampu dalam
memberikan pendidikan soft skills
mengakibatkan lulusan hanya pandai menghafal pelajaran dan sedikit punya
keterampilan ketika sudah dilapangan kerja. Mereka akan menjadi mesin karena
penguasaan keterampilan tetapi lemah dalam memimpin.
Untuk itu guru
harus mengembangkan soft skills dalam
melakukan tugas mendidiknya di dalam kelas. Kompetensi guru yang termasuk soft skills adalah kompetensi kepribadian (intrapersonal skills) dan kompetensi sosial (interpers-onal). kompetensi
kepribadian lebih mengacu pada kematangan pribadi guru secara intrapersonal
antara lain kematangan moral, etika, komitmen, tanggung jawab, kearifan,
wibawa, inklusif, toleransi, dan disiplin. Sementara itu, kompetensi sosial
lebih mengacu kepada kematangan guru dalam membangun relasi dengan pihak lain
dalam konteks pendidikan seperti subjek didik, kolega, orang tua murid,
asosiasi profesi lain, dan komunitas lain pada umumnya.
Kompetensi
kepribadian dan sosial lebih substantif ketimbang profesional dan pedagogik.
Jika kedua kompetensi soft skills dimiliki
guru, otomatis kompetensi profesional dan pedagogik akan teratasi.
Kedua jenis soft skills di atas harus dimiliki oleh seorang guru. Untuk itu
guru harus memiliki kepribadian (intrapersonal
skilsl) kuat yang patut di teladani subjek didik, sehingga mendidik yang
sesungguhnya dapat tercapai yaitu pembentukan karakter dan kepribadian subjek
didik. Di samping itu, guru juga dituntut untuk mampu menerapkan interpersonal skills ketika ia
berinteraksi dan melakukan pendekatan kepada siswa.
3.3. Pengembangan intrapersonal skills bagi guru
Menurut Eric H.chudler
dari university of washington, otak
kita memiliki lebih dari 100 milyar sel saraf dan jika semuanya kita gabung dan
rentangkan dalam satu garis, maka panjangnya sekitar 1.000 km
(muqowin,2012;21). Otak kita mempunyai kapasitas untuk menerima 2 milyar bit
informasi per detik dan lebih dari 60.000 pikiran setiap hari. Setiap pikiran
kita lebih cepa daripada kecepatan cahaya yaitu 180.000 mil per detik,
Melihat
pernyataan Eric di atas, kita tahu bahwa otak kita mampu untuk melahirkan
berbagai macam kehebatan, baik melalui tingkah laku maupun melalui karya-karya
yang diciptakan. Untuk itu, sebagai pendidik harus mampu memiliki kepribadian
yang hebat, karena guru merupakan figur panutan yang harus memberikan contoh
kepada subjek didik. Agar subjek didik hebat dalam kepribadiannya, maka guru
harus menunjuk terlebih dahulu bahwa ia memang hebat. Karna itu, saatnya guru
menggali dan mengembangkan semua potensi diri agar menjadi pribadi yang patut
di contohi.Untuk itu, guru harus menyadari dan mengembangkan berbagai kekuatan intrapersonal dalam pribadinya seorang
guru.
Ada berbagai
kekuatan seorang guru, yaitu :
1)
Kekuatan kesadaran
Guru harus memiliki
kesadaran tentang profesinya sebagai guru yang bertugas untuk mendidik. Kekuatan
kesadaran ini menjadikan kegiatan guru dimasa depan terus bermanfaat, bernila,i
dan membawa kemajuan. Kekuatan kesadaran ini dapat dilakukan secara internal
yaitu menjadikan guru kuat secara pribadi, dan dapat juga secara eksternal
yaitu menjadikan guru kuat secara sosial.
2)
Kekuatan tujuan
Kekuatan
tujuan terletak pada keje;asan arah untuk mencapai sesuatu. Dalam hal ini ada
mimpi, pemikiran, harapan, hasrat, dan keyakinan. Sebagai guru harus mempunyai
mimpi yang jelas sehingga menciptakan pendidikan yang dicita-citakan.
3)
Kekuatan keyakinan
Kekuatan
keyakinan merupakan pendorong utama pencapaian tujuan yang ditetapkan. Sebab,
dengan keyakinan kita semangat dan menyerahkan apa yang telah kita upayakan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita percaya dengan kemampuan diri sendiri, dan
percaya bahwa orang lain membantu dalam mewujudkan cita-cita.
4)
Kekuatan
cinta
Kekuatan
cinta menggerakkan seorang guru untuk mengerjakan aktivitas mendidiknya dengan penuh
semangat sebab motivasi muncul dari dalam pribadinya yang kuat. Indikator
kekuatan cinta seorang guru adalah memberikan yang terbaik, memaafkan siswanya
ketika ada kesalahan, dan mencintai semua yang terkait dengan pendidikan,
terutama peserta didik dengan sepenuh hati. Ujian kekuatan cinta adalah ketika
menghadapi berbagai persoalan baik masalah sekolah, maupun masalah pribadinya
dengan keluarga dan masyarakat sekitar.
5)
Kekuatan energi positif
Sebagai
seorang pendidik, guru harus memiliki kekuatan energi positif yaitu dengan
memotivasi dan mengembangkan diri agar tercermin pribadi yang patut dicontohi
siswa.
6)
Kekuatan konsentrasi
Kekuatan
konsentrasi seorang guru terletak ketika ia fokus terhadap tugas mendidiknya
dan tujuan mendidiknya, serta persoalan yang sedang dihadapi. Hal ini di
pengaruhi oleh hukum konsentrasi , yaitu adanya kesan yang kuat, munculnya
sensasi adri kegiatan, adanya universalisasi dari yang kita hadapi dan
munculnya imajinasi untuk melangkah kedepan.
3.4. Pengembagan interpersonal skills bagi guru
Setelah guru memiliki kepribadian
yang hebat, sebagai makhluk sosial kepribadian itu harus di limpahkan kepada
orang lain, terlebih khususnya subjek didiknya. Selaku guru, harus mampu
menjalin hubungan secara efektif dan empatik kepada siapapun, baik kepada
peserta didik, sesama guru, orang tua siswa, dinas terkait, dan masyarakat
secara luas. Untuk dapat membangun relasi tersebut, seorang guru harus
mempunyai keterampilan sebaga berikut :
1)
Keterampilan berkomunikasi
Untuk dapat membangun relasi dengan orang lain,
seorang guru harus mampu berkomunikasi secara efektif. Komunikasi adalah cara
menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan dengan media tertentu
sehingga apa yang disampaikan dapat dipahami secara mudah (Ratu Ile
Tokan,2013). Keterampilan komunikasi harus dimiliki seorang guru, sebab
keterampilan ini sangat relevan dengan kompetensi sosial guru (interpersonal skills). Komunikasi sangat menunjang
keberhasilan seorang guru, baik ketika berhadapan dengan siswa, maupun sesama
guru dan orang tua siswa.Atraksi interpersonal
skills adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik
seseorang.
Agar mampu berkomunikasi dengan baik, seorang guru harus mau menghargai orang lain,
mau mendengarkan orang lain, menggunakan media yang dipahami orang lain,
memberikan informasi jelas, dan harus memiliki sikap rendah hati, menerima
kritikan, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, pengendalian diri dan
mengutama kepentingan umum.
2)
Keterampilan memberikan motivasi
motivasi merupakan daya dorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu aktivitas. Motivasi menjadi faktor sangat penting dalam pencapaian pretasi belajar
siswa. Untuk itu guru harus mampu memberi motivasi kepada siswa agar siswa mau
melakukan akvitasnya dengan semangat dan senang hati. Dengan demikian siswa akan mau dididik didasarkan oleh kemauannya
sendiri tanpa paksaan apapun.
Pemberian
motivasi dapat melalui nasihat, menceritakan kisah tokoh-tokoh sukses,
kewibawaan guru, teladan guru, serta penyajian materi dan suasana kelas yang
menarik.
3)
Keterampilan membangun tim
Selaku guru, juga harus mampu
membangun tim (team building), sebab
banyak aktivitas yang dilakukan secara bersama, melibatkan banyak orang.
Keberhasilan kerja sama dalam tim adalah bagaimana kita membangun komunikasi
yang baik antar anggota. Untuk bisa berkomunikasi dengan efektif dan empatik dalam membangun
tim, ada prinsip-prinsip team building
yang dikemukakan oleh muqowin (2012;80).
Prinsip tersebut adalah: a) workout
yaitu bekerja dalam kerangka pemikiran bersama, b) empowerment yaitu memberi kesempatan bagi anggota tim untuk
memimpin, c) assistance yaitu memberi
arahan dan bantuan, d) together yaitu
melakukan sesuatu atas nama tim, e) hand
in hand yaitu bergandengan tangan dan kompak menghadapi tantangan, f) enable yaitu membuat orang yang tidak
bisa menjadi bisa, serta g) respect
yaitu rasa saling menghormati.
4)
Keterampilan melakukan mediasi
Sebagai
seorang guru tentu akan menghadapi berbagai konflik di sekolah baik antar warga
sekolah maupun antar komunitas sekolah alinnya. Untuk dapat menyelesaikan
persoalan-persoalan seperti itu, maka seorang guru harus prinsip mediasi karena
hal ini relevan dengan kompetensi sosial guru. Mediasi adalah forum
penyelesaian sengketa melalui proses negosiasi atau perundingan yang melibatkan
pihak ketiga yang netral dan dapat diterima oleh para pihak yang bersangkutan
(muqowin,2012;82). Mediator (guru) secara prosedural mempunyai peran membantu
para pihak dengan membuat saran-saran prosedural mengenai cara-cara
penyelesaian sengketa secara damai.
Guru sebagai mediator harus mampu
menyelesaikan persoalan-persoalan di sekolah. Guru menjadi pihak ketiga yang
netral membantu para pihak sengketa menyelesaikan masalahnya secara kondusif
diantara pihak bersengketa. Untuk itu, mediator (guru) harus memahami kehendak
, keinginan dan aspirasi dari semua pihak yang bersengketa. Akhirnya, sebagai
pemimpin guru juga harus komunikatif dan mampu mengambil inisiatif untuk mendorong agar proses perundingan dapat
berjalan secara prosedural sesuai dengan kerangka waktu yang sudah dirancang.
Dengan demikian, guru selain mendidik, juga menjadi mediator penyelesaian
setiap konflik di sekolah, bukan pembawa konflik.
BAB
V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Tugas seorang guru
bukan hanya mengajar tetapi juga mendidik. Kedua tugas ini memiliki orientasi
yang berbeda. Dalam proses mengajar yang diperlukan hanya kemampuan mentransfer
pengetahuan, sedangkan yang perlukan dalam mendidik adalah kemampuan
mentransfer nilai.
Dalam menjalankan tugas tersebut, seorang guru diharuskan
memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional,
kompetensi kepribadian, dan kompentesi sosial. kompetensi pedagogik dan
profesional merupakan hard skills
serta kompetensi kepribadian dan sosial merupakan soft skills. Tetapi, sebagai figur yang dicontohi siswa, guru yang
harus mengutamakan soft skills, yaitu
kompetensi kepribadian (intrapersonal
skills) dan kompetensi sosilal (interpersonal
skills).
5.2.Saran
Untuk menjadi guru yang hebat, guru harus
memiliki kepribadian yang kuat (intrapersonal
skills) dan hubungan sosial yang kuat pula (interpersonal skills). Ketika guru memiliki kepribadian yang kuat,
maka saat ia melakukan tugas mendidik ia mempunyai daya empatik dalam dirinya
sehingga subjek didik melakukan aktivitasnya dengan senang hati tanpa paksaan
apapun. Dengan demikian, proses pendidikan terjadi dengan kesadaran sendiri dan
kemauan siswa untuk dididik.
Yang lebih ditekan dalam proses pendidikan
adalah mendidik, bukan hanya mengajar. Untuk itu, guru dituntut agar memiliki
kepribadian yang kuat dan rasa sosial yang kuat pula sebelum mendidik
kepribadian dan karakter siswa.
DAFTAR
PUSTAKA
Muquwin.2012.pengembangan soft skills bagi guru.Yogyakarta:
PT.Pustaka insan madana.
Ratu Ile Tukan.2013.sumber kecerdasan manusia.Bandung :PT.risqi
press